6:57 PG

9 Tarbiyah Insaniah..

Sembilan aspek pendidikan bagi Muslim unggulan


T

iada guru sehebat Nabi Muhammad Shalallaahu 'alaihi wa sallam, dan tiada murid sehebat para shahabat Radhiallaahu 'anhum. Ummat ini tidak akan menjadi baik kecuali dengan apa yang telah membuat baik generasi pertamanya itu. Nabi sebagai guru terbaik tidak berkata-kata, bersikap, dan bertindak kecuali dengan bimbingan dari Allah Subhaanahu wa ta'ala. Sedangkan para shahabat mengisi hari-harinya selama lebih 20 tahun dengan semua keteladanan gurunya itu secara kreatif dan independen.

Berbagai usaha dilakukan para ulama dari berbagai zaman untuk menggali dan merumuskan manhaj Rasulullah serta tahap-tahapnya mendidik Muslimin generasi pertama menjadi manusia-manusia unggulan sepanjang masa. Di antara para ulama agung itu adalah Ibnu Qayyim al-Jauziyah (lahir di Damaskus 691H). Hasan bin Ali Hasan al-Hijazy merangkum pemikiran Ibnu Qayyim yang tersebar itu dalam sebuah disertasi doktornya di Fakulti Ilmu-ilmu Sosial jurusan Tarbiyah Universiti Imam Muhammad bin Su'ud, Arab Saudi (Manhaj Tarbiyah Ibnu Qayyim, penerbit al-Kautsar, Jakarta, Pebruari 2001). Di bawah ini adalah tips melaksanakan 9 jenis tarbiyah yang digali Ibnu Qayyim rangkuman Dr Hasan al-Hijazy itu.

1. Tarbiyah Imaniyah (mendidik iman)
Ada tiga sarana (wasilah) untuk mendidik iman. Pertama, selalu mentadabburi (mengamati, mempelajari, menghayati) tanda-tanda kekuasaan Allah Dzat Pencipta serta keluasan rahmat dan hikmah perbuatan-Nya. Tadabbur itu bisa dilakukan dengan penglihatan biasa (bashirah), bisa pula dengan penalaran akal sehat, dengan mentadabbur kekuasaan Allah, hasil-hasil ciptaan-Nya, gejala-gejala alam, kesempurnaan penciptaan manusia, juga ayat-ayat al-Qur'an.
Kedua, selalu mengingat kematian yang penuh kepastian. Ketiga, mendalami fungsi semua jenis ibadah ibadah sebagai salah satu cara mendidik iman. Caranya dengan banyak mengerjakan amal shalih yang sendi utamanya adalah keikhlasan; juga memperbanyak doa dan harapan kepada Allah semata; menghindari riya' dalam berkata dan bertindak; mencintai firman Allah; berkeyakinan bahwa kelak akan berjumpa langsung dengan Allah; terakhir, melanggengkan rasa syukur dalam keadaan apapun.

2. Tarbiyah Ruhiyah (mendidik ruhani)
Ibnu Qayyim mencatat 7 cara melakukan tarbiyah ruhiyah, yaitu: memperdalam iman kepada hal-hal (ghaib) yang dikabarkan Allah seperti azab kubur, alam barzakh, akhirat, hari perhitungan; memperbanyak dzikir dan shalat; melakukan muhasabah (introspeksi diri) setiap hari sebelum tidur; mentadabburi makhluk Allah yang banyak menyimpan bukti-bukti kekuasaan, ketauhidan, dan kesempurnaan sifat Allah; serta mengagungkan, menghormati, dan mengindahkan seluruh perintah dan larangan Allah.

3. Tarbiyah Fikriyah (mendidik pikiran)
Kegiatan tafakkur (merenung/berkontemplasi) menurut Ibnu Qayyim adalah menyingkap beberapa perkara dan membedakan tingkatannya dalam timbangan kebaikan dan keburukan. Dengan tafakkur, seseorang bisa membedakan antara yang hina dan yang mulia, dan antara yang lebih buruk dari yang buruk. Kata Imam Syafi'i, "Minta tolonglah atas pembicaraanmu dengan diam dan atas analisamu dengan tafakkur." Ibnu Qayyim mengomentari kalimat itu dengan berkata, "Yang demikian itu dikarenakan tafakkur adalah amalan hati, dan ibadah adalah amalan jawarih (fisik), sedang kedudukan hati itu lebih mulia daripada jawarih, maka amal hati lebih mulia daripada amal jawarih. Di samping itu, tafakkur bisa membawa seseorang kepada keimanan yang tak bisa diraih oleh amal semata." Sebaik-baik tafakkur adalah saat membaca al-Qur'an, yang akan mengantar manusia kepada ma'rifatullah (mengenal Allah).

4. Tarbiyah 'Athifiyah (mendidik perasaan)
Naluri (insting), kesedihan, kegembiraan, kemarahan, ketakutan, dan cinta merupakan perasaan-perasaan utama yang selalu mendera manusia. Sedangkan cinta adalah perasaan yang bisa menjadi motivasi paling kuat untuk menggerakkan manusia melakukan apapun. Maka Ibnu Qayyim memberi 11 resep menduduk perasaan cinta, yaitu: menanamkan perasaan yang kuat bahwa seorang hamba sangat membutuhkan Allah, bukan yang lain; meyakinkan diri sendiri bahwa satu hati yang menjadi milik manusia harus dipenuhi hanya oleh satu cinta; mengokohkan perasaan bahwa pemilik segala sesuatu di dunia ini Allah semata; beribadah kepada Allah dengan nama-namanya Yang Maha Awal, Maha Akhir, Maha Zhahir, dan Maha Bathin demi menumbuhkan rasa fakir (butuh) kepada Allah; bersikap tegas bahwa tak ada yang lebih tinggi dan mulia kedudukannya sesudah Allah; menanamkan ma'rifat tentang betapa banyak nikmat Allah dan betapa banyak kelemahan kita; menanamkan ma'rifat bahwa Allah-lah yang telah menciptakan semua perbuatan hambanya dan telah menanamkan iman di dalam hatinya; menanamkan perasaan butuh pada hidayah Allah dalam setiap detik kehidupannya; serius memanjatkan doa-doa yang meminta pertolongan Allah dalam menghadapi apapun; menanamkan kesadaran penuh akan nikmat dan karunia-Nya yang begitu banyak; serta, menanamkan ilmu bahwa cinta kepada Allah merupakan tuntutan iman.

5. Tarbiyah Khuluqiyah (mendidik akhlaq)
Misi utama Rasulullah di muka bumi untuk menyempurnakan akhlaq manusia. Contoh-contoh utama akhlaq mulia yang diharapkan dari seorang Muslim adalah sabar, syaja'ah (keberanian), al-itsar (mendahulukan kepentingan orang lain), syukur, jujur, dan amanah. Cara mendidikkan aklaq yang mulia itu adalah: pertama, mengosongkan hati dari iktikad dan kecintaan kepada segala hal yang bathil; kedua, mengaktifkan dan menyertakan seseorang dalam perbuatan baik (al-birr); ketiga, melatih dan membiasakan seseorang dalam perbuatan baik itu; keempat, memberi gambaran yang buruk tentang akhlaq tercela; dan kelima, menunjukkan bukti-bukti nyata sebagai buah dari akhlaq yang mulia.

6. Tarbiyah Ijtimaiyah (mendidik bermasyarakat)
Pendidikan kemasyarakatan yang baik adalah yang selalu memperhatikan perasaan orang lain. Seorang Muslim dalam masyarakat tidak dibenarkan menyakiti saudaranya walaupun hanya dengan menebarkan bau yang tidak enak. Bahkan Ibnu Qayyim berpendapat, tidak cukup hanya tidak menyakiti perasaan, seorang Muslim harus mampu membahagiakan dan menyenangkan hati saudara-saudara di sekitarnya.

7. Tarbiyah Iradiyah (mendidik cita-cita)
Tarbiyah iradiyah berfungsi mendidik setiap Muslim untuk memiliki kecintaan terhadap sesuatu yang dicita-citakan, tegar menanggung derita di jalannya, sabar dalam menempuhnya mengingat hasil yang kelak akan diraihnya serta melatih jiwa dengan kesungguhan dalam beramal. Tanda-tanda iradah yang sehat adalah kegelisahan hati dalam mencari keridhaan Allah dan persiapan untuk bertemu dengan-Nya. Seseorang yang iradah-nya sehat juga akan bersedih karena menghabiskan waktu untuk sesuatu yang tidak diridhai Allah. Sedangkan iradah yang rusak akan lahir dalam bentuk penyakit ilmu, pengetahuan, dan keahlian yang berlawanan dengan syari'ah Allah.

8. Tarbiyah Badaniyah (mendidik jasmani)
Seorang Muslim harus secara terprogram memperhatikan unsur badan, menjaganya dan memenuhi hak-haknya secara sempurna. Perhatian yang demikian akan mengantarkan seseorang pada ketaatan penuh dan kesempurnaan dalam menjalankan semua yang diwajibkan Allah kepadanya. Tarbiyah badaniyah ini meliputi: pembinaan badan di waktu sehat; pengobatan di waktu sakit; pemenuhan kebutuhan gizi; serta olah raga (tarbiyah riyadhah).

9. Tarbiyah Jinsiyah (pendidikan seks)
Insting seks merupakan sesuatu yang diciptakan Allah, yang segera diwadahi oleh satu-satunya lembaga halal yaitu pernikahan. Faedah dari seks (jima') menurut Ibnu Qayyim adalah: pertama, menjaga dan melestarikan kehidupan manusia; kedua, mengeluarkan sperma yang jika tertimbun terlalu lama dalam tubuh akan membahayakan kesehatan manusia; dan ketiga, wasilah untuk memenuhi hajat seksual dan untuk meraih kenikmatan batin dan biologis.
Tarbiyah jinsiyah bisa dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut: memperbanyak pembicaraan tentang bahaya-bahaya zina dan berbagai kerusakan yang ditumbulkannya, termasuk ancaman terhadap dosa zina; menyebarluaskan peringatan dan penjelasan tentang bahaya serta kerusakan-kerusakan yang ditimbulkan perilaku homoseksual; menjadikan kebiasaan untuk membatasi pandangan mata sebagai kebudayaan di tengah masyarakat; tidak berkata-kata maupun melangkahkan kaki kecuali kepada hal-hal yang pasti mendapat pahala dari Allah; menyatakan perang terhadap semua bentuk nafsu dan keinginan yang buruk; meniadakan waktu yang kosong; memperbanyak ibadah sunnah; melarang anak-anak bergaul dengan teman yang buruk akhlaqnya; melarang anak-anak dengan keras untuk mendekati khamr (minuman keras); serta melindungi anak dari penyimpangan fitrah kelaminnya.

9:35 PG

biCaRa ttg sAHAbaT..


B

ila kita berbicara soal sahabat,persoalan yg pasti timbul ialah siapa sahabat rapat anda?@siapa kawan baik awak?Perbahasan kawan baik ini amat panjang utk diperbincangkan hanya ciri-cirinya sahaja.Kerana dia amat penting dalam menunjuk arah dan membimbing kita kearah yang benar.Dia tempat kita bersenda tawa bahkan juga tempat berdukacita mengadu hati meluah masalah.

Dalam dunia ini,
Kita tidak punya sesiapa kecuali diri sendiri..
Tetapi dalam kita bersendiri,
Kita beruntung kerana mempunyai seorang sahabat yang memahami kita.

Sebagaimana kita mengharapkan keikhlasan dan kejujuran seorang sahabat,
begitu juga dia.
Tetapi kita sering terlupa akan hal itu.
Kita cuma mengambil kira tentang harapan dan perasaan kita.

Kita rasa dikhianati bila dia tidak menepati janjinya.
Kita tidak memberi dia peluang untuk menerang keadaannya.

Bagi kita,
Itu alasannya untuk menutup kesilapan dan membela diri.
Kita terlupa, kita juga pernah membiarkan dia ternanti-nanti..
Kerana kita juga ada janji yang tidak ditepati.
Kita beri beribu alasan, memaksa dia menerima alasan kita.

Waktu itu, terfikirkah kita tentang perasaannya??
Seperti kita, dia juga tahu rasa kecewa.. tetapi kita sering terlupa.
Untungnya mempunyai seorang kawan yang sentiasa di
sisi kita pada waktu kita memerlukan dia.

Dia mendengar luahan perasaan kita,
segala rasa kecewa dan ketakutan,
harapan dan impian kita luahkan,
Dia memberi jalan sebagai laluan penyelesaian masalah.

Selalunya kita terlalu asyik bercerita tentang diri kita,
Hingga kadang-kadang terlupa kawan kita juga
ada cerita yang ingin dikongsi bersama kita.

Pernahkah kita memberi dia peluang untuk menceritakan
tentang rasa bimbangnya, rasa takutnya?

Pernahkah kita menenangkan dia sebagaimana dia pernah
menyabarkan kita?

Ikhlaskah kita mendengar tentang kejayaan dan berita
gembiranya?

Mampukah kita menjadi sumber kekuatannya seperti mana
dia meniup semangat setiap kali kita merasa kecewa dan
menyerah kalah?

Dapatkah kita yakinkan dia bahawa kita boleh dipercayai,
kita boleh dijadikan tempat untuk bersandar bila terasa lemah,
agar tidak rebah?

Bolehkah kita menjadi bahu untuk dia sandarkan
harapan?

Sesekali jadilah kawan yang mendengar dari yang hanya bercerita.
Ambillah masa untuk memahami hati dan perasaan kawan,
Kerana dia juga seorang manusia;
dia juga ada rasa takut,
ada rasa bimbang, sedih dan kecewa.
Dia juga ada kelemahan dan
Dia juga perlukan kawan sebagai kekuatan.

Jadilah kita kawannya itu.
Kita selalu melihat dia ketawa,
tetapi mungkin sebenarnya dia tidak setabah
yang kita sangka.

Disebalik senyumannya itu,
mungkin banyak cerita sedih yang ingin diluahkan,
disebalik kesenangannya,
mungkin tersimpan seribu kekalutan,
kita tidak tahu..
tetapi jika kita cuba jadi sahabat seperti dia,
mungkin kita akan tahu.

>>> Bijaklah dalam memilih teman sejati <<<

1:02 PG

Pudarnya suasana itu..

B

ersiar-siar malam tadi telah membuka minda saya untuk berbicara soal itu.Dalam sibuk mencari bahan keperluan rumah yang telah habis memperlihatkan saya suasana remaja kita masa kini.Suasana sebenar kehidupan pemuda pemudi yang bercampur gaul tanpa batas dengan trend pakaian ala barat.Bukan tidak saya lihatnya sebelum ini tetapi kejadian malam itu membuatkan jari-jemari saya ketagih untuk menari bagi memberitahu pada umum perkara ini.

Bertepuk tampar tanpa segan silu,gelak ketawa dan bergurau senda tanpa memikirkan pandangan orang sekeliling bukanlah budaya kita dan bukan juga ajaran islam.Suasana itulah yang menyerap dalam mata ini lantas menusuk terus ke dalam jiwa.terbakar.

Bila kita bandingkan kenyataan yang kita dapati pada hari ini dan kisah masa lalu, maka yang terucap hanyalah kata rindu, rindu kepada masa lalu. Betapa orang-orang dahulu begitu menjaga wanita mereka. Tidak mereka biarkan wanita mereka terlihat oleh mata-mata yang tidak halal, apalagi terkena sentuhan. Merupakan suatu aib bagi mereka bila wanita keluar rumah tanpa memakai kain penutup seluruh tubuhnya. Suatu cela bagi mereka bila ada lelaki lain berbicara dengan wanita mereka. Mereka lazimkan wanita untuk mengenakan perhiasan rasa malu dan ‘iffah (menjaga kehormatan dan harga diri).

Perbuatan seperti itu bukan sekedar tradisi dan budaya suatu masyarakat atau bangsa tertentu. Namun demikianlah yang diinginkan dalam syariat agama yang mulia ini. Dengan ghirah ini kemuliaan mereka pun tetap terjaga dan akhlak mereka terpelihara. Namun ketika ghirah ditanggalkan dan wanita dibiarkan keluar dari rumahnya tanpa rasa malu, terjadilah apa yang terjadi. Fitnah dan kerosakan moral yang tak terkira.

Nabi jauh sebelumnya telah memperingatkan:
Sesungguhnya dunia ini manis dan hijau. Dan Allah menjadikan kamu sebagai pengatur di dalamnya dengan turun temurun, lalu Dia melihat bagaimana kamu berbuat. Maka hati-hatilah kamu dari dunia dan hati-hatilah kalian dari wanita kerana awal fitnah yang menimpa Bani Israil adalah pada wanitanya.” (Sohih, HR. Muslim no. 2742)

Zaman memang telah berubah.Suasana manusia semakin jauh dari akhlak yang lurus. Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda:
Tidak datang kepada kalian suatu zaman kecuali zaman setelahnya lebih jelek darinya (yakni dari zaman sebelumnya) hingga kamu bertemu dengan Tuhan kamu.” (Sohih, HR. Al-Bukhari no. 7068)

>>Ya Allah peliharalah kami serta keturunan kami dari azabmu..aminn<<

12:57 PG

Pemuda Harapan..

S

yair buat si pemuda yang gagah mempertahankan Iman dalam dirinya ku dendangkan hanya untukmu..


Pemuda Islam adalah pemuda harapan
Yang dengan tangannya lahir sebuah kejayaan
Menapak kehidupan dengan cahaya iman
Bergerak ke depan meraih kemenangan

Kita adalah singa-singa Ar-Rahman
Hancur binasa musuh berbisa
Kita pejuang pembela kebenaran
Lepas belenggu runtuhkan angkara murka

Semangatmu bagaikan api menyala
Terguguhlah jiwa untuk turut berjuang
Pandangan matamu tebarkan cahaya
Hapuskan angan-angan
raih kemenangan..
raih kemenangan

Bangkitlah wahai pemuda islam
Kau tunas harapan penuh penantian
Wujudlah cita dan impian
Dengan kekuatan kita akan berjaya
Bergerak kedepan raih kemenangan
raih kemenangan...

nukilan : Puteri Jiwa